BREAKING NEWS

Tradisi Arak-Arakan Pengantin Menggunakan Tanjidor di Desa Danau Rata Terus Dilestarikan Sebagai Warisan Budaya Leluhur

MUARA ENIM| umardaninews.com— Tradisi arak-arakan pengantin dengan iringan tanjidor masih menjadi bagian penting dalam prosesi adat pernikahan di Desa Danau Rata, Kecamatan Sungai Rotan, Kabupaten Muara Enim. Meski zaman terus berkembang, masyarakat setempat tetap menjadikan tradisi ini sebagai identitas budaya yang diwariskan turun-temurun dari nenek moyang.

Hingga hari ini, arak-arakan pengantin bertanjidor selalu menjadi momen yang dinanti dalam setiap helatan pernikahan. Dentuman musik khas tanjidor, perpaduan antara alat musik tiup dan tabuh, menciptakan suasana meriah sekaligus sakral, menandai perjalanan sepasang pengantin dari rumah menuju tempat resepsi adat.

Tokoh Masyarakat: Tradisi Ini Tidak Akan Pernah Hilang

Tokoh masyarakat Desa Danau Rata, Mansur, menegaskan bahwa arak-arakan tanjidor merupakan bagian dari sejarah panjang desa yang tak boleh ditinggalkan.
“Budaya arak-arakan pengantin menggunakan tanjidor adalah peninggalan nenek moyang kita. Tradisi ini bukan sekadar hiburan, tetapi simbol kebersamaan dan doa restu bagi pasangan pengantin. Sampai kapan pun, budaya ini akan tetap kita lestarikan,” ujarnya.

Menurutnya, tradisi ini juga mempererat hubungan sosial masyarakat karena seluruh warga ikut terlibat dalam rangkaian kegiatan, baik sebagai panitia adat, pengiring, maupun bagian dari prosesi budaya lainnya.


Sementara itu,Kepala Desa Danau Rata, Rusdi, S.Pd., M.Si., memberikan apresiasi kepada masyarakat yang tetap konsisten menjaga budaya lokal. Ia menilai tanjidor memiliki filosofi mendalam yang mencerminkan nilai budaya Melayu dan kearifan lokal yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah Sriwijaya.
“Atas nama pemerintah desa, kami sangat mengapresiasi masyarakat yang kompak mempertahankan budaya ini. Arak-arakan pengantin dengan tanjidor mengandung filosofi kebersamaan, kegembiraan, dan penghormatan terhadap adat. Musik tanjidor merupakan simbol harmoni, yang menggambarkan harapan agar rumah tangga pengantin juga hidup selaras dan rukun,” jelasnya.

Rusdi menambahkan bahwa pemerintah desa akan terus mendukung setiap kegiatan adat yang menjadi identitas Danau Rata, termasuk memberikan ruang dalam kegiatan desa serta mendorong generasi muda agar turut melestarikan seni tanjidor.

Anggota Adat Kecamatan: Warisan Bernilai Tinggi dari Peradaban Sriwijaya

Anggota adat Kecamatan Sungai Rotan, Arpan, menyebut tanjidor telah menjadi bagian dari peradaban budaya masyarakat sejak ratusan tahun lalu. Ia menjelaskan bahwa keberadaan tanjidor tidak dapat dilepaskan dari pengaruh budaya Melayu dan Sriwijaya yang memiliki tradisi musik seremonial.
“Budaya arak-arakan ini sudah ada sejak zaman dahulu kala. Tanjidor memiliki makna dan filosofi yang sangat kuat dengan adat budaya Sriwijaya. Ini bukan hanya musik pengiring, tetapi simbol penghormatan, keagungan, dan kesakralan dalam prosesi adat. Karena itu, tradisi ini wajib kita jaga dan teruskan kepada generasi berikutnya,” ungkap Arpan.

Menurutnya, Desa Danau Rata termasuk salah satu desa di Kecamatan Sungai Rotan yang masih mempertahankan tanjidor secara konsisten, sehingga menjadi contoh pelestarian budaya lokal di wilayah Muara Enim.

Pelestarian Budaya sebagai Identitas Lokal

Dengan tetap dijalankannya tradisi tanjidor dalam setiap prosesi pernikahan adat, Desa Danau Rata menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga warisan leluhur. Selain memperkuat identitas lokal, tradisi ini juga menjadi daya tarik budaya yang membedakan Desa Danau Rata dari desa-desa lain di wilayah Muara Enim.

Masyarakat berharap, meski zaman semakin modern, nilai budaya dan kearifan lokal tidak luntur oleh perkembangan teknologi dan gaya hidup baru. Sebaliknya, tradisi seperti tanjidor mampu menjadi jembatan antara generasi terdahulu dan generasi muda untuk terus mencintai dan melestarikan budaya daerah.


( Red)

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar